Edisi Melbourne: Bekerja itu Penting!
Tempat tinggal sudah tidak bermasalah. Perkuliahan juga lancar. Nahh... masih ada yang harus dilakukan sebelum semua ini menjadi rutinitas. Yaitu, pekerjaan. Tidak mungkin datang ke Melbourne hanya untuk tinggal dan kuliah saja karena biaya hidup disini cukup tinggi belum lagi harus ikut membayar listrik, air, internet dan transportasi di Melbourne. Gaji selama bekerja di Jakarta tidak akan cukup untuk membiayai kuliah sampai selesai. Jadilah aku harus berjuang lagi untuk mendapatkan pekerjaan part time.
Enaknya dari awal aku sudah berkonsultasi dengan si agen sekolahku, jadi dia mencarikan sekolah yang memang tidak terlalu padat dalam 1 minggu. Kuliah hanya 4 hari. jadi 3 harinya bisa bekerja. Tetapi memang akan selalu ada waktu dimana dua hal ini membuat kehidupan agak sedikit sulit. Yaitu pada saat-saat banyak pe er, group discussion, exam, sedangkan di pekerjaan tidak kenal kata itu. Gampang jika ada rekan kerja yang mau menggantikan di hari-hari sibuk kuliah, tetapi akan jadi menyebalkan jika tidak ada yang bisa menggantikan dan terpaksa harus masuk.
![]() |
| Rekan-rekan kerja yang berasal dari China |
Kebetulan aku bekerja di 2 tempat selama 3 hari seminggu dan kuliah 4 kali seminggu. Hanya 20 jam. (*hati-hati bekerja lebih dari 20 jam untuk student karena itu ilegal selama masa perkuliahan tetapi jika masa libur bisa lebih dari itu.) jika libur, aku selalu bekerja 5-6 hari seminggu
Pekerjaan pertama adalah Asian Grocery sekitar city. Ini kudapatkan dengan mengantarkan sendiri resumeku ke swalayan tersebut yang nantinya menjadi pekerjaan partime tetapku selama tinggal di Melbourne.
Ternyata staf disitu banyak orang indonesianya. Alhasil akupun langsung diterima. Rasa kekeluargaan/kebangsaan di negeri orang memang akan lebih terasa dibandingkan di negeri sendiri. Entah kenapa.
Pekerjaan ke duaku adalah pekerjaan di restoran sebagai kitchen hands alias tukang cuci piring. Ini juga aku langsung diterima karena salah satu dari teman sekelas memang sama-sama bekerja disitu. Waktu itu memang berniat untuk terjun langsung dan praktek ilmu yang di dapat di kuliah. Namun, setelah bekerja.. gilingann...pekerjaan ini adalah pekerjaan terberat selama tinggal di Australia. Ternyata bekerja di restoran tidak segampang tontontan kuliner di tipi-tipi teriakku pertama kali. Apalagi pada awal-awal bekerja menjadi kitchen hands, pulang selalu larut malam karena menggunungnya pekerjaan dan kecepatan tangan belum terlatih.
![]() |
| Dengan rekan-rekan kerja di Restoran |
Lama-kelamaan karena terbiasa dan terpaksa ya akhirnya bisa juga. Selama hampir setahun melakukan pekerjaan kitchen hands mencuci dandang-dandang besar dan berat-berat, ratusan piring dan peralatan makanan yang sepertinya kalo diliat ga pernah berhenti mengalir, menggosok lantai sampai kinclong yang proses pembersihannya sampai 4 tahap setiap mau closing, mencuci grill2 yang masih panas dan berasap, belum lagi diteriakin sana-sini, hufff.... akhirrnyaaa..... aku di training juga jadi chef.
Pengalaman mencari pekerjaan mungkin banyak yang tidak segampang diriku. Tetapi beberapa hal yang aku pelajari, banyak-banyaklah berteman, pasang kuping lebar-lebar untuk informasi dan janganlah berhenti untuk mencari adalah kunci yang penting untuk mendapatkan pekerjaan di mana-mana.




Comments
Post a Comment